Telitilah dari Mana Engkau Mengambil Agama

Bookmark and Share


Islam mulai muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awal munculnya maka beruntunglah orang-orang asing itu”. (Hadits Muslim no. 145)

Islam asing di Amerika…, Islam asing di Australia… Itu wajar. Tapi kalau Islam asing di negeri indonesia yang mayoritas penduduknya muslim…??? Ada apa ini…?Nah, itu wajar karena semakin jauhnya umat ini dari sang pemilik ilmu(ulama), tidak mau mendalami agamanya sendiri maka tidak salah hal ini terjadi… lihat saja orang yang rajin kemesjid dibilang sok alim lah, wanita yang berhijab syar’i di bilang ninja atau istri teroris—emang semua wanita yang bercadar isteri teroris??? ini sama saja menganggap semua yang berdasi koruptor, padahal tidak semua koruptor berdasi—he..he…. koq lari ke politik ya…??

makanya kembalilah kepada ulama pewaris para nabi.

Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani)

Eitt…. tapi ingat tidak semua para da’i-da’i itu diatas jalan yang benar, soalnya akan ada dai-dai yang menyeru kepada pintu jahannam, mereka berfatwa tampa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan sebagaimana hadits berikut

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)

Banyak dari kaum muslimin yang terhanyut di dalam buaian hidangan yang disuguhkan oleh da’i-da’i tsb. Bagi mereka, yang penting rohani yang kering dapat terpuaskan. Karenanya, tidak mengherankan jika sekarang ini banyak orang-orang yang memanfaatkan peluang ini, sehingga ke dalam bidang ilmu dan dakwah masuklah orang-orang yang bukan ahlinya dengan berbagai latar belakang yang beraneka ragam seperti pelawak, penyanyi, fotomodel, dan ilmuwan yang jauh dari ilmu agama yang shohih.

Yang lebih memprihatinkan lagi, “da’i-da’i” tersebut termasuk orang-orang yang “ringan” berfatwa, dan bisa ditebak jika begitu banyak dari fatwa-fatwa mereka yang menyelisihi agama yang shohih. Demikianlah, jika ada orang yang masuk ke dalam selain bidangnya maka akan mendatangkan hal-hal yang ajaib.

Rosululloh bersabda:
“Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah kiamat.” (Diriwayatkan oleh Bukhori dalam Shohih-nya 1/23)

Tentunya tidak semua orang yang mengaku ulama dapat berfatwa dan diikuti tindak-tanduknya. Kita harus kritis terhadap mereka sehingga kita tidak mudah terperangkap oleh orang yang disebut ustadz atau mengaku sebagai ulama. Ada semboyan buat da’i semacam ini “disini senang disana senang” istilahnya… asalkan pendengar senang uangpun mengalir kesaku.(Positif Thingking)

maka lihatlah dari mana engkau mengambil agamamu..

Novi Effendi