Menyingkap Misteri Mati Suri

Bookmark and Share


alt



Apa yang terjadi ketika kita menghadapi kematian? Ini adalah pertanyaan terbesar dalam kehidupan kita.






Meningkatnya jumlah orang yang mengalami mati suri, dilaporkan berkat adanya kemajuan ilmu kedokteran dan bertambahnya resuscitation orang meninggal.

Dan beberapa diantara mereka telah mengungkapkan pengalamannya untuk sekedar berbagi pandangan dari apa yang mereka yakini tentang sebuah dunia di luar kehidupan ini.


Terapis, Mary Jo Rapini adalah salah satu orang yang diwawancarai untuk program Beyond Beleif, ABC News, mengenai pengalaman mati suri yang secara klinis telah dinyatakan meninggal atau berada di ambang kematian.


Ms Rapini, mengatakan bahwa ia mendengar Tuhan menyuruhnya kembali setelah ia menderita aneurisma otak pada 2003. Teringat saat sedang tenggelam dalam cahaya ping, ia terpicu untuk menulis ‘Is God Pink?’ Dying to Heal.

“Semua itu datang secara tiba-tiba dan saya berada di dalamnya. Saya berada dalam cahaya tersebut dan berada pada suatu wilayah yang sangat indah.”

“Ini bukan buatan manusia, sehingga sulit mengungkapnya secara manusiawi namun ruang itu benar-benar indah,” ujarnya.


Ms Rapini menyangkal penalaran ilmiah untuk menjelaskan pengalamannya.


“Saya memiliki perasaan yang semuanya masuk akal....Bukan seperti mimpi yang tidak pernah jelas, namun ini sangat jelas,” imbuhnya. “Para ilmuwan mengatakan itu mimpi, namun saya katakan berbeda. Bukan itu”

Bukan pengalaman langka


Hal serupa juga dialami Bob Woodruff, ketika ia terluka parah saat perang Irak pada 2006. Setelah mobilnya menabrak improvisasi alat peledak, Mr Woodruff teringat bagaimana tubuhnya mengambang dan melihat cahaya putih beberapa menit saat ia tidak sadarkan diri.

Pendeta Don Piper, dari Pasadena, California, saat sedang melakukan perjalanan, mobilnya hancur dilumat kendaraan roda-18 pada 1989. Paramedis menyatakan ia telah mati.

Sudah tanpa denyut nadi, ujarnya. 90 menit sebelum ia kembali dari kematian, seseorang telah melantunkan nyanyian doa di depan tubuhnya.

“Kemudi menghimpit dada saya dan atap mobil menghimpit kepala saya, jadi tidak ada cara agar anda dapat lolos dari kecelakaan maut itu,” ujarnya.

Menurutnya, apa yang ia alami tidak dapat dijelaskan dengan apapun.

Ia mengatakan bahwa ia ingat dengan musik spektakuler dan aroma-aroma yang tak pernah ia cium sebelumnya. Kakek dan sejumlah kerabat yang telah meninggal nampak menyambutnya di sana.

Mereka semua berdiri di depan sebuah gerbang megah, dengan cahaya seiring denyut kehidupan, ujarnya.

Mr Piper, yang mengalami puluhan operasi tulang, harus belajar berjalan lagi. Ia menulis tentang traumanya di New York Times—A True Story of Death and Life.

Bagaimana sesungguhnya mati suri?

Near death experiences (NDE) atau mati suri digambarkan sebagai satu perasaan yang kadang-kadang terjadi ketika seseorang hampir mati atau telah dinyatakan meninggal secara klinis.

Banyak korban selamat melaporkan pengalaman saat keluar dari tubuhnya. Mereka terasa melihat kilatan cahaya, memiliki kesadaran menjelang kematian, bertemu sanak famili yang ditinggalkan dan merasakan ketenangan perasaan serta hilangnya rasa sakit.

Para ilmuwan memiliki pendapat berbeda tentang mengapa mereka mengalami hal itu, yang paling populer disebut ‘mati-otak secara hipotesa’, di mana ketika otak berada di bawah tekanan, otak akan melepas luapan neuro-chemical yang menciptakan kilatan cahaya, kedamaian dan ketenangan.

Pada April 2010. Sejumlah peneliti dari Slovenia telah melaporkan pasien-pasien jantung yang mengalami mati suri memiliki tingkat karbindioksida jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasien lain.

Penelitian lain yang dilakukan pada 2009 oleh ilmuwan Universitas Kentucky, menghargai pengalaman mereka.

Mereka berpendapat, korban seringkali mengatakan pengalamannya tidak dapat dijelaskan oleh logika ilmiah.

Ia meyakini bahwa ia telah dikirim kembali untuk menyebar pesan bahwa ‘surga adalah tempat yang nyata’.

Hal ini jugadialami oleh bocah duabelas tahun, Colton Burpo, di Nebraska. Ia mengalami mati suri pada usia empat tahun.

Jane Seymour dengan sangat baik menggambarkan pengalaman mati suri dalam wawancara dengan Lary King pada 2005.

Reaksi alergi yang menyebabkan Seymour mengalami shock anafilaksis. Ms Seymour mengatakan ia telah melihat cahaya dan yakin ‘itu merupakan entitas spiritual yang lebih besar dari kita’. Meskipun ia mengatakan bahwa ia tidak menganut agama apapun.

Anehnya, mati suri menjadi satu peristiwa yang terus meningkat—dalam satu studi yang dilaporkan oleh Huffington Post, satu dari sepuluh korban serangan jantung dilaporkan dapat mengalaminya. Kemajuan medis telah menyebabkan meningkatnya jumlah resuscitations dalam beberapa tahun terakhir, ujar para ilmuwan.

Apakah NDE bersifat rohani atau ilmiah masih menjadi perdebatan.

Banyak orang berpendapat bahwa perjalanan mereka melewati terowongan gelap, kilatan cahaya, maupun pertemuan dengan kerabat yang sudah meninggal tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Banyak peneliti mengatakan itu adalah pengalaman yang aneh.

Penjelasan yang paling umum adalah ‘mati otak’, suatu pendapat bahwa ketika otak berada di bawah tekanan, otak akan melepas luapan neuro-chemical yang menciptakan kilatan cahaya, ketenangan dan kedamaian.

Dr. Sam, seorang pakar pada bidang kesadaran dan kematian, telah melakukan studi terbesar mengenai pengalaman mati suri pada 2008 dengan mewawancarai sekitar 1.000 korban yang selamat dari serangan jantung.