Tagek, Teknologi Purba Orang Kerinci

Bookmark and Share


Tagek dan Sayak yang merupakan wadah menyimpan dan menyajikan minuman tradisional masyarakat Kerinci yakni ’Sebuk Kawo’ dinilai sebagai jejak teknologi purba warisan nenek moyang masyarakat Kerinci di masa lalu yang masih tersisa.

"Tagek (tabung teko dari ruas bambu) dan Sayak (mangkok atau cangkir dari tempurung kelapa) ini, adalah warisan teknologi purba yang masih tersisa hingga kini di kehidupan masyarakat Kerinci,” kata Martin (40) salah seorang wisatawan asal Batam, di Jambi, Sabtu.

Dikatakannya digolongkan benda teknologi karena dari benda sederhana yang terbuat dari ruas bambu tersebut tidak saja berfungsi sebagai wadah air melainkan oleh pembuatannya telah juga memikirkan efek dan manfaat dari penggunaan ruas bambu tersebut.

Begitu juga dengan teknik dan proses pembuatannya, bukan terletak pada nilai artistik ukirannya tapi pada ruas bambu yang dipilih adalah ruas bambu paling bawah yang memang selain bisa tahan lama juga mengandung zat hara paling tinggi dan tahan lama sehingganya bisa membuat apa yang disimpan di dalamnya bisa menjadi lebih segar.

Penyumbat atau penutup tabung juga sangat unik dan aneh, yang digunakan adalah ijuk bukannya kayu atau lainnya. Alasan mereka adalah karena ijuk adalah benda yang tidak saja tahan lama dan bersih dari kuman dibandingkan lainnya seperti rumput atau kayu misalnya.

Tapi juga ijuk mengandung satu jenis zat yang bisa memfilter kuman dan kotoran dari air, makanya banyak digunakan masyarakat saat ini sebagai bahan lapisan penyaring air bersih di kota-kota.

Sementara, tambahnya, dibilang purba karena menurut informasi masyarakat Kerinci yang masih menggunakan benda tersebut hingga saat ini, tagek-tagek yang mereka pakai itu sesungguhnya adalah warisan nenek moyang mereka dari tiga atau empat generasi sebelumnya bahkan ada yang punya peninggala dari 5 hingga 6 generasi sebelumnya.

"Jadi, dapat diperkirakan sendiri sudah semenjak zaman apa masyarakat Kerinci sudah menggunakan benda tersebut sebagai perkakar rumah tangga," terangnya.

Diakui Kades Jujun, umumnya Tagek yang dipakai masyarakat desanya untuk wadah minuman tradisional Kerinci yakni Sebuk Kawo tersebut rata-rata adalah benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang keluarga bersangkutan yang diwariskan semenjak ratusan tahun lalu.

"Pada zaman dulu, selain berupa teko, Tagek juga ada yang panjang berupa tabung, biasanya yang panjang itu digunakan keluarga pemiliknya sbagai tabung tempat menyimpan atau mengangkut air bersih. Sementara yang lain ada juga yang dibuat jadi cangkir atau yakni dari buku-buku bambu yang kecil," terangnya.

Tagek, tambahnya, telah terbukti ampuh, tahan lama dan tetap sangat senyawa dengan minuman tradisional Sebuk Kawo. Nilai rasa minuman tradisional itu akan berkurang kesegaran dan kelezatannya kalau tidak disimpan dalam wadah Tagek, seperti diwadahi dalam botol kaca, plastik, teko atau pun panci.