Bedah Otak 2.900 Tahun Lalu Dibuktikan dengan Ensiklopedia Kuno

Bookmark and Share


Bedah Otak 2.900 Tahun Lalu Dibuktikan dengan Ensikloedia Kuno1 Bedah Otak 2.900 Tahun Lalu Dibuktikan dengan Ensiklopedia Kuno

Ilustrasi: Scrapetv.com

Bedah otak telah dipraktikkan oleh para dokter sekitar 2.900 tahun yang lalu, kata Karma Trinley, seorang spesialis kebudayaan dan kesusastraan Tibet pada Rabu (20/04/2010), setelah melalukan riset selama empat dekade mengenai Tripitaka Tibet, sebuah ensiklopedia kuno.

“Tripitaka Tibet yang berusia 2.900 tahun itu menyatakan dengan jelas mengapa dan bagaimana bedah otak dilakukan,” kata Karma Trinley


Karma Trinley adalah seorang periset dan pembaca kesusastraan klasik Tibet, Budhisme dan kaligrafi. Dia mulai mempelajari Tripitaka sejak 1970. “Penelitian ini menggambarkan secara rinci bagaimana seorang dokter muda India memperhatikan pembedahan yang dilakukan oleh dokter bedah veteran.”

Dokter India muda itu, yang namanya sama dengan pengucapan nama Tibet Tsogyel, tidak diizinkan untuk bergabung dalam pembedahan tersebut, tetapi diperbolehkan berdiri sesuai izin si pasien, menurut Tripitaka

Buku ini menyatakan bahwa pasien menderita sakit kepala yang sangat hebat, dan berulang-ulang membenturkan kepalanya pada benda-benda keras untuk menghentikan sakitnya.

Ketika Tsogel melihat ahli bedah itu mencoba mengoperasi otak pasien dengan sepasang penyepit, ia berteriak bahwa penyepit tersebut harus dipanasi terlebih dahulu.

“Tsogyel adalah seorang dokter tenama yang mempunyai reputasi baik di semua praktek medis kecuali bedah otak,” kata Karma Trinley. “Tetapi dokter bedah itu mengikuti nasihatnya dan hingga akhirnya operasi itu terbukti berhasil.”

Beliau menyatakan nasihat Tsogyel tentang sterilisasi membantu meningkatkan keberhasilan pembedahan pada waktu itu. Tsogyel selanjutnya menjadi seorang dokter bedah ahli yang hebat.

Tripitaka merupakan koleksi paling awal tulisan Budha. Informasi yang ada pada tulisan itu awalnya dialihkan secara lisan, dan akhirnya dituliskan pada pada abad ke-3 SM.

Tripitaka Tibet diterjemahkan dari bahasa Sanskerta India kuno. Kitab ini berisi dua bagian, Gangyur dan Dangyur.

Gangyur adalah kumpulan pengajaran Sakyamuni, pendiri Budha, diadopsi oleh para muridnya setelah kematian beliau.

Dangyur adalah kumpulan catatan dan penafsiran tentang Gangyur, yang diberikan oleh para guru Budha India dan Tibet, ilmuwan, dan penerjemah. Koleksi ini meliputi filsafat, logika, kesusastraan, linguistik, seni, astronomi, kedokteran, arsitektur dan perhitungan kalender.

“Tripitaka Tibet berisi klasifikasi Sakyamun 440 penyakit yang dipercaya berhubungan dengan angin, empedu dan dahak,” kata Karma Trinley.

Beliau menambahkan bahwa beberapa teori kedokteran dalam buku tersebut masih digunakan oleh para dokter Tibet sampai sekarang.Link

Bukti bedah otak kuno pertama kali ditemukan pada tahun 1998, ketika para arkaeolog menemukan tengkorak manusia dengan retakan yang ditambal di Dataran Qinghai-Tibet. Retakan ini menunjukkan bedah otak mungkin telah dilakukan oleh orang-orang China lebih dari 5000 tahun yang lalu.

Sebelum uraian bedah otak Tripitaka Tibet ditemukan, para peneliti tidak sepakat akan tujuan kraniotomi kuno ini, kata Karma Trinley.

“Beberapa orang ada yang mempercayai praktik tersebut sebagai ritual keagamaan untuk menghalau keburukan dan memberikan kebahagiaaan, sementara yang lain mempertahankan itu sebagai sebuah terapi yang digunakan oleh para tukang sihir,” kata beliau.