Para arkeolog Malaysia baru-baru ini mengumumkan kompleks Paleolitik 4km persegi di Bukit Bunuh, Malaysia, merupakan situs yang secara geokronologis berusia paling tua di luar Afrika yang didiami lebih dari 1,83 juta tahun yang lalu, dan fase dihuninya sejak 40.000 tahun yang lalu dan 30.000 tahun yang lalu.
“Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa situs ini selalu dihuni,” kata Profesor Mokhtar Saidin, Direktur Pusat Riset Arkeologi Global, Universiti Sains Malaysia. “Bukit Bunuh dipilih sebagai situs pemukiman karena tidak hanya menyediakan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk membuat perkakas batu, tetapi juga lingkungan kuno yang mempunyai sumber daya air dari danau kuno, flora dan fauna,” katanya.
Penemuan serangkaian kapak-tangan, yang diumumkan pada tahun 2009, menunjukkan bahwa ini satu-satunya situs Paleolitik di dunia dengan bengkel perkakas batu yang tetap digunakan secara berkala dari 1,83 juta tahun yang lalu.
Riset di Bukit Bunuh juga mengungkap bukti yang mendukung teori bahwa hilangnya budaya paleolitik lokal disebabkan oleh pengaruh meteorit 1.83 juta tahun yang lalu. Ini dibuktikan dari geomorfologi, adanya batu suevite – sebuah tipe batu yang dibentuk oleh pengaruh meteorit dan geologi wilayah tersebut.
Bulan lalu, Departemen Warisan Nasional Malaysia menyampaikan laporan ke UNESCO; satu tim dari badan PBB diharapkan datang mengunjungi situs tersebut Juli 2011 ini dan hasilnya akan diumumkan tahun depan, “Pengakuan ini penting untuk menjamin bahwa artefak, termasuk ribuan bebatuan suivite di daerah ini dipelihara sebagai warisan nasional.
Di sana pula akan diadakan penelitian berkelanjutan untuk memperoleh gambaran sebenarnya tentang orang-orang yang mendiami wilayah ini sejak 1,83 juta tahun lalu dan ini dapat mengubah beberapa teori tentang orang Palaelitik seperti teori nomadik dan pergerakan manusia prasejarah,” kata Mokhtar.