Candi Baru Ditemukan Di Kampus UII Yogyakarta

Bookmark and Share


Candi adalah salah satu peninggalan sejarah dari peradapan manusia yang pernah berkembang di negara kita, Candi juga merupakan bukti bahwa bangsa kita jaman dahulu telah memiliki arsitektur dengan seni yang sangat indah. Candi sendiri dahulu berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa, tempat peletakkan abu jenazah dari seorang raja, dan sebagai monumen untuk memperingati peristiwa besar yang pernah terjadi

Struktur berpola yang diduga sebagai bangunan canti baru-baru ini ditemukan pada saat pembangunan gedung perpustakaan Universitas Islam Indonesia di sleman jogjakarta. Bangunan yang diperkirakan sebagai Candi itu diperkirakan berusia lebih dari seribu tahun dan kemungkinan berstruktur besar. Tidak heran apabila tempat tersebut ditemukan candi sebab kita lihat sejarah yang mengatakan Jogjakarta sempat memiliki kerajaan besar dengan nama mataran hindu dan letak tempat tersebut agak tinggi ini merupakan kebiasaan masyarakat dahulu yang mendirikan candi dengan beberapa tingkatan menurut letak ketinggian dataran lokasi pendirian candi.

Awalnya, candi ditemukan oleh pekerja proyek yang tengah menggali tanah untuk Lubang-lubang yang digunakan sebagai peletak fondasi tiang bangunan perpustakaan baru di kampus UII Jalan Kaliurang. “Penemuan terjadi Jumat pagi kemarin, awalnya pekerja mengira itu batu biasa(bukan merupakan bangunan candi). Tapi setelah digali lebih jauh, ternyata batu itu ada ukiran-ukirannya,” ujar Asnawi salah satu staf pengawas proyek.

Dari 24 kolom berukuran 3 x 3 meter dengan kedalaman 3,5 meter itu, tiga kolom di antaranya terdapat batu-batu candi yang memiliki ukiran-ukiran dengan pola-pola tertentu yang menyerupai candi. Satu bagian yang diduga sebagai pinggiran candi masih tersusun rapi dengan panjang 2,7 meter dan lebar 50 centimeter.

Beberapa batuan candi ada yang rusak karena penggalian sempat menggunakan alat berat. Tadinya, kolom fondasi ini hanya akan digali sedalam 3 meter. Tapi karena ada perubahan rencana, maka ditambahkan kedalamannya 50 centimeter. “Kalau tidak ada penambahan itu, kemungkinan candi ini tidak akan terungkap,” ujar Asnawi.

Ketua Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta Indung Panca Putra langsung menurunkan tim ke lapangan pada Sabtu pagi. Indung juga mengatakan telah meminta pelaksana proyek dan pihak kampus untuk menghentikan sementara pembangunan perpustakaan itu untuk penelitian lebih jauh terhadap candi tersebut.

Dari perkiraan sementara, Indung juga mengatakan candi itu berasal dari abad IX-X Masehi pada zaman kerajaan Mataram Kuno. Namun, raja yang memerintahkan pembangunan serta fungsi candi ini, apakah untuk pemakaman atau pemujaan, masih harus diteliti lebih jauh. Dan juga belum ditemukan apakah keterkaiatan candi yang baru ditemukan ini dengan candi-candi yang berada di sekitarnya.

Perkiraan para ahli arkeologi yakin bahwa ada sebuah candi yang besarnya melebihi candi borobudur yang masih terkubur di beberapa lokasi di Indonesia. Semoga ini menjadi kenyataan dan bukti bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang besar yang memiliki peradapan yang lebih maju dari apa yang diperkirakan selama ini.